Kamis, 29 September 2011

SPT daun majemuk


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
            Daun (folium) merupakan salah satu bagian tumbuhan yang terpenting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun, selain akar dan batang. karena dalam daun terdapat kloroplas yang berfungsi sebagai pembuatan makanan atau yang biasa disebut proses fotosintesis. Pada tumbuhan daun merupakan  bagian yang paling banyak dan biasa kita temui pada bagian batang.
            Selain itu juga, daun merupakan salah satu alat hara (Organa Nutritivum) karena daun bertugas sebagai pengolah materi yang diperoleh. Daun biasanya mempunyai bentuk tipis dan lebar,walaupun ada beberapa yang mempunyai bentuk tebal. Semua itu tergantung oleh fungsi masing – masing daunnya.
            Dilihat dari bentuk dan bagian – bagian daun, daun dibedakan menjadi dua yaitu daun majemuk dan daun tunggal. Semua itu tidak akan bisa langsung kita pahami apabila tidak melakukan penelitian terlebih dahulu.
            Oleh karena itu dalam praktikum kali ini, kami mengambil judul tentang daun (folium), khususnya tentang daun majemuk (folium compositum).

1.2.Tujuan
Mengenal susunan daun majemuk (folium compositum).












BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Menurut muzayanah pada bukunya termionologi tumbuhan tahun 2008, Daun terbagi menjadi dua macam daun yaitu daun lengkap dan daun tak lengkap. Daun lengkap merupakan daun yang tersusun atas pelepah (vagina),helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus).sedangkan pada daun yang tak lengkap merupakan daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian diatas.mengenai susunan daun yang tak lengkap ada beberapa kemungkinan,antara lain (Muzayinah, 2008):
·         Daun bertangkai.
Merupakan daun yang tersusun atas helaian dan tangkai saja.susunan daun seperti diatas paling banyak ditemukan.misalnya pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.)
·         Daun berupih atau daun berpelepah.
Merupakan daunyang tersusun atas upih dan helaian saja. Sering kita jumpai pada tumbuhan yang tergolong suku Rumput.misalnya pada Padi (Oryza sativa).
·         Daun duduk (sesilis).
Merupakan daun yang tersusun atas helaian saja,tanpa upih dan tangkai.sehingga helaian langsung duduk atau melekat ada batang.daun ang tersusun atas helaian dan saja dapat mempunyai pangkal yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun seakan-akan melingkari batang atau memeluk batang,sehingga disebut daun yang memeluk batang (amplexicaulis).misalnya ada tempuyung (Sonchus oleraceus L.). bagian samping pangkal daun yang memeluk batang seringkali bangunnya membulat dan disebut telinga daun.
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) . Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditenpati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun barubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2005).
Ciri-ciri daun pada umumnya adalah tipis melebar, warna hijau dan duduknya ada batang yang menghadap keatas. Kesemua ciri-ciri tersebut memang sudah selaras dengan fungsi daun pada tumbuhan,yaitu sebagai pengambilan zat-zat makanan (reabsorbsi), pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi) dan pernafasan (rearbsorbsi) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun (folium) adalah salah satu bagian pokok tumbuhan yang berfungsi antara lain untuk melakukun suatu fotosintesis, disamping tugas transpirasi, pertukaran gas CO2 dan O2 antara tubuh tumbuhannya dengan lingkungannya.Untuk menunjang tugas tersebut, daun pada umumnya mempunyai bagian yang berbentuk pipih dan lebar, helaian daun. Daun tertata pada batang tumbuhan dan melekat pada buku-buku batang. Bagian antara daun dengan batang disebut ketiak daun ( Moertolo, 2004 ).
Dalam perkembangan tubuh tumbuhan, pada umunya daun seringkali mengalami perubahan. Keadaan semacam ini disebut heteroblastik. Pada tumbuhan dewasa umumnya mempunyai jenis daun yang sama (isofili). Beberapa jenis tumbuhan mempunyai ukuran dan bentuk daun yang berbeda. Keadaan ini secara umum dikenal sebagai polimorfisma daun atau heterofili. Bilamana hanya ditemukan dua perbedaan pada daun, keadaannya disebut dimorfisme daun,  sedangkan bilamana perbedaan terdapat pada daun-daun yang terdapat pada satu buku, maka keadaannya disebut anisofili (Kimball, 1983).
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu pohon.oleh karena itu dikatakan mempunyai sifat Heterofili.gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh perubahan fungsinya.sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung pangkal, susunan tulang-tulang/urat-urat daun, tepi daun, permukaan atas/ bawah tekstur, warna dan lain-lain (muzayinah, 2008).
Daun yang runtuh biasanya akan terganti dengan daun yang baru dan jumlah daun yang tumbuh akan melebihi jumlah daun yang gugur,sehingga semakin lama pohon nakan semakin terlihat rindang.tetapi ada juga daun yang sengaja mengugurkan daunnya pada waktu-waktu tertentu sehingga tumbuhan terlihat gundul.peristiwa tersebut terjadi pada saat musim kemarau, dan pada saat musim hujan tumbuhan tersebut membentuk tunas-tunas baru dan terlihat rindang kembali (Tjitrosoepomo, 2005).
 Berbeda dengan akar dan batang yang dapat berumur panjang, daun pada umumnya berumur pendek, kecuali pada jenis-jenis tumbuhan tertentu. Misalnya pada cycas, dimana daunnya dapat berumur beberapa tahun. Pada beberapa jenis tumbuhan jati dan randu, pada keadaan yang kurang menguntungkan, musim kemarau daun-daun rontok sehingga tumbuhan gundul. Tumbuhan semacam ini disebut dengan tumbuhan meranggas (tropofit) (Moertolo, 2004).
Semua bagian tubuh tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk menjalankan berbagai macam pekerjaan hidup. Seperti tumbuh, bergerak,dll. Dan seperti halnya dengan hewan dan manusia tenaga itu diperoleh dari pernafasan pula. Artinya, tumbuhan mengambil zat asam (O2) dari udara dan zat itu kemudian dipergunakan untuk membakar (mengoksidasikan hasil asimilasi). Misalnya gula, sehingga diperoleh tenaga, dan dikeluarkanlah sisa pembakaran yang biasanya berupa gas asam arang (CO2) dan air (H2O). Daun-daun sebagai bagian tubuh tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang hidup pun melakukan sebagaimana halnya dengan bagian yang masih hidup lainnya. Mengingat bahwa daun mempunyai banyak sekali mulut-mulut daun yang dapat menjadi jalan masuknya udara kedalam tubuh tumbuhan, maka tidaklah berlebihan jika daun pun dianggap sebagai suatu alat yang penting untuk pernafasan (Tjitrosoepomo, 2005).

1.      . Daun Randu (Ceiba petandra gaertn).
            Jika melihat sekilas, daun randu tampak seperti daun ketela pohon atau ubi kayu, daun randu (Ceiba petandra gaertn). termasuk tumbuhan yang mempunyai akar tunggang. randu berbatang bulat dan mempunyai duri – duri di sekitar kulit pohonnya, bagian pohon randu ini tengahnya tidak  bergabus seperti pohon ubi kayu dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Randu bisa mencapai ketinggian 1-9 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Randu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun randu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-7 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kunimg kehijauan. (Tjitrosoepomo, 2005).

2.      Daun Jeruk (Citrus maxima merr).

Daunnya merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok dan biji (Fahn, 1991).
3.      Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.).
Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Muzayanah, 2008).


4.      Daun Putri Malu (Mimosa Pudica L.).

Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya (Tjiptrosupomo,2005).

5.       Daun Mawar (Rosa SP).
Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun ( Moertolo, 2004 ).     
6.       Daun Seledri (Apium graviolens).

Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikatageorikan sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi Kuno tumbuhan seledri digunakan sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui bijinya atau pemindahan anak rumpunnya (Savitri, 2008).

7.       Daun Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Tanaman asli Asia dan Afrika ini biasa ditanam di taman atau di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, tetapi kadang ditemukan tumbuh liar, perdu tegak, tinggi 2-4 m, bercabang banyak dengan ranting kadang berduri temple. Batang berwarna putih, padat, dan liat.Daun majemuk menyirip menyirip genap ganda dua, dengan 4-12 pasang anak daun yang berbentuk bulat telur sungsang, ujung bulat, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau kebiruan, panjang 1-35 cm, dan lebar 0,5-1,5 cm. Daun menguncup pada malam hari. Bunga majemuk tersusun dalam tandan dengan panjang 15-50 cm, berwarna merah atau kuning. Buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar 1,5 cm, berisi 1-8 buah biji yang dapat dimakan. Buah yang sudah tua berwarna merah (Hidayat, 1995).
8.       Daun Lamtoro (Leucaena glauca).
Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5—8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro.[5] Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering.[8] Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin. Di Jawa, pucuk dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi.[1] Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai campuran pecal dan botok. Daun-daun lamtoro lekas mengalami dekomposisi (Moertolo, 2004).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Pengamatan         
                                                           
3.1.1. Daun Randu (Ceiba petandra gaertn).

Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )
Keterangan :
Jenis daun                                                             : Majemuk menjari beranak daun tujuh Bagian daun (folium)                                                                      :  1. Ibu tangkai
                                                                                 2. Tangkai anak daun
                                                                                 3. Anak daun          









3.1.2. Daun Jeruk (Citrus maxima merr).

Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )
Keterangan :
Jenis daun                                                                   : Daun majemuk menyirip beranak daun                                                                             satu
Bagian daun (folium)                                                   :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. tangkai anak daun




















3.1.3. Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.).
                                                             
Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )

Keterangan :
Jenis daun                                                                   : Daun tunggal
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Ketiak daun
                                                                                 3. Helai daun
                                                                     











                          
3.1.4. Daun Putri Malu (Mimosa Pudica L.).

Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )
Keterangan :
Jenis daun                                                                    : Daun majemuk menyirip dengan anak                                                         daun yang berpasangan
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2.Tangkai anak daun                                                                                         3. Anak daun                                      




















3.1.5. Daun Mawar (Rosa SP).

Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )
Keterangan :
Jenis daun                                                                   : Daun majemuk menyirip gasal
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Daun penumpu
                                                                                 2. Ibu tangkai daun
                                                                                 3. Helai daun                                               













3.1.6. Daun Seledri (Apium graviolens).

Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )

Keterangan :

Jenis daun                                                                   : Daun majemuk menyirip gasal         
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun                                                                                        3. Anak daun
                                                                     











3.1.7. Daun Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Hasil pengamatan
Gambar literatur


( Anonymous, 2009 )

Keterangan :
Jenis daun                                                                   : Daun majemuk campuran
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun
                                                                                 3. Anak daun
                                                                     










3.1.8. Daun Lamtoro (Leucaena glauca).
Hasil pengamatan
Gambar literatur


                                                                                              ( Anonymous, 2009 )

Keterangan :
Jenis daun                                                                   : Daun majemuk menyirip genap ganda                                                                                  dua dengan sempurna
Bagian daun (folium)                                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun
                                                                                 3. Anak daun

















3.2. Pembahasan

3.2.1. Daun Randu (Ceiba petandra gaertn).
            Hasil dari pengamatan yang kami lakukan, daun randu termasuk pada daun majemuk, karena pada satu tangkai terdapat banyak helaian daun. Daun randu jika dilihat dari susunan anak daun pada ibu tangkainya  termasuk pada daun majemuk menjari beranak tujuh. Pada pengamatan kami daun randu mempunyai bagian – bagian diantaranya yaitu : ibu tangkai daun (potiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), anak daun (foliolum).

Jika melihat sekilas, daun randu tampak seperti daun ketela pohon atau ubi kayu, daun randu (Ceiba petandra gaertn). termasuk tumbuhan yang mempunyai akar tunggang. randu berbatang bulat dan mempunyai duri – duri di sekitar kulit pohonnya, bagian pohon randu ini tengahnya tidak  bergabus seperti pohon ubi kayu dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Randu bisa mencapai ketinggian 1-9 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Randu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun randu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-7 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kunimg kehijauan. (Tjitrosoepomo, 2005).

3.2.2. Daun Jeruk (Citrus maxima merr).
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan dengan kelompok kami, daun jeruk (Citrus maxima merr), merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus) karena jika dilihat dengan teliti tangkai daun ini memperlihatkan suatu persendian, jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Sedangkan bagian – bagian dari daun jeruk ini hanya terdapat dua bagian saja yaitu ibu tangkai daun dan tangkai anak daun.

banyak ditanam orang di pekarangan atau di kebun kebun.Daunnya merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu. Tangkai daun sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi beringgit, panjang 8 -15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, jika diremas baunya harum. Bunganya berbentuk bintang, berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuningkuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjolbenjol, rasanya asam agak pahit. Jeruk purut sering digunakan dalam masakan, pembuatan kue,atau dibuat manisan. Jeruk purut dapat diperbanyak dengan cangkok dan biji (Fahn, 1991).
3.2.3.  Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.).
Pengamatan pada daun meniran yang kami lakukan menghasilkan bahwa daun meniran merupakan daun tunggal karena dia mempunyai ketiak daun, bagian – bagian dari daun meniran yaitu ibu tangkai daun, ketiak daun, dan helai daun. Daun meniran ini mirip sekali dengan daun putri malu, hanya saja daun putri malu selalu menguncup jika terkena  sentuhan, dan daun meniran tidak.

Morfologi Meniran : Batang : Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Daun : Mempunyai daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Bunga : Terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah. Syarat Tumbuh : Meniran tumbuhan berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di Hutan-hutan, ladang-ladang, Kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur ditempat yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Muzayanah, 2008).


3.2.4. Daun Putri Malu (Mimosa Pudica L.).
Hasil dari pengamatan kami daun putri malu merupakan daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangan karena duduknya anak daun pada daun putri malu ibu tangkainya selalu berhadap – hadapan, sedangkan bagian – bagiannya yaitu ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun. Daun putri malu ini sangat beda dengan daun – daun yang lain, daun ini selalu menguncup jika terkena sentuh
Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya (Tjiptrosupomo,2005).

3.2.5. Daun Mawar (Rosa SP).
Hasil dari pengamatan praktikum kami, daun mawar merupakan daun majemuk menyirip gasal, karena ada satu anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan kita dapati bilangan yang benar – benar gasal jika anak daun berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri. Bagian – bagian dari daun mawar ini yaitu daun penumpu, ibu tangkai daun, dan helai daun.
Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter.Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun ( Moertolo, 2004 ).  



3.2.6. Daun Seledri (Apium graviolens).
Pengamatan yang kami lakukan memperoleh hasil bahwa daun seledri merupakan daun majemuk menyirip gasal sama seperti daun mawar, sedangkan bagian – bagian dari daun seledri ini adalah ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun.

Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikatageorikan sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi Kuno tumbuhan seledri digunakan sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui bijinya atau pemindahan anak rumpunnya (Savitri, 2008).

3.2.7. Daun Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Hasil dari pengamatan praktikum kelompok kami, daun merak merupakan daun majemuk campuran, karena daun ini mempunyai cabang – cabang ibu tangkai memencar seperti jari  dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang – cabang ibu tangkai ini terdapat anak – anak daun yang tersusun menyirip. Bagian – bagian dari daun merak ini adalah ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun.
Tanaman asli Asia dan Afrika ini biasa ditanam di taman atau di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, tetapi kadang ditemukan tumbuh liar, perdu tegak, tinggi 2-4 m, bercabang banyak dengan ranting kadang berduri temple. Batang berwarna putih, padat, dan liat.Daun majemuk menyirip menyirip genap ganda dua, dengan 4-12 pasang anak daun yang berbentuk bulat telur sungsang, ujung bulat, pangkal menyempit, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau kebiruan, panjang 1-35 cm, dan lebar 0,5-1,5 cm. Daun menguncup pada malam hari. Bunga majemuk tersusun dalam tandan dengan panjang 15-50 cm, berwarna merah atau kuning. Buah polong, pipih, panjang 6-12 cm, lebar 1,5 cm, berisi 1-8 buah biji yang dapat dimakan. Buah yang sudah tua berwarna merah (Hidayat, 1995).

3.2.8. Daun Lamtoro (Leucaena glauca).
Pengamatan dari kelompok kami tentang daun lamtoro menghasilkan bahwa daun lamtoro merupakan daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna, sedangkan bagian – bagian dari daun lamtoro yaitu ibu tangkai daun, tangkai anak daun, dan anak daun.
Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5—8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro.[5] Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering.[8] Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin. Di Jawa, pucuk dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi.[1] Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai campuran pecal dan botok. Daun-daun lamtoro lekas mengalami dekomposisi (Moertolo, 2004).






BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa daun (Folium) merupakan suatu bagian tubuh tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Dilihat dari bagian – bagian daun, dan bentuk dari percabangannya daun dibedakan menjadi dua yaitu daun majemuk dan daun tunggal.
Daun yang kami amati mempunyai bagian – bagian  diantaranya yaitu :

a)      Daun Randu (Ceiba petandra gaertn).
Jenis daun                                                   : Majemuk menjari beranak daun tujuh
 Bagian daun (folium)                                 :  1. Ibu tangkai
                                                                       2. Tangkai anak daun
                                                                      3. Anak daun          

b)      Daun Jeruk (Citrus maxima merr).
Jenis daun                                                   : Daun majemuk menyirip beranak daun                                                                                              satu
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                      2. tangkai anak daun

     c)  Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.).
Jenis daun                                                   : Daun tunggal
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Ketiak daun
                                                                                 3. Helai daun

            d) Daun Putri Malu (Mimosa Pudica L.).

Jenis daun                                                   : Daun majemuk menyirip dengan anak                                                                    daun yang berpasangan
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2.Tangkai anak daun                                                                                         3. Anak daun                                      
e) Daun Mawar (Rosa SP).

Jenis daun                                                   : Daun majemuk menyirip gasal
Bagian daun (folium)                                  :  1. Daun penumpu
                                                                                 2. Ibu tangkai daun
                                                                                 3. Helai daun
f) Daun Seledri (Apium graviolens).
Jenis daun                                                   : Daun majemuk menyirip gasal         
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun                                                                                        3. Anak daun

g) Daun Merak (Caesalpinia pulcherrima).
Jenis daun                                                   : Daun majemuk campuran
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun
                                                                                  3. Anak daun
            h) Daun Lamtoro (Leucaena glauca).
Jenis daun                                                   : Daun majemuk menyirip genap ganda                                                                  dua dengan sempurna
Bagian daun (folium)                                  :  1. Ibu tangkai daun
                                                                                 2. Tangkai anak daun
                                                                                 3. Anak daun

4.2. Saran

Praktikum sudah baik sekali, tetapi alangkah lebih baik lagi jika setiap satu kelompok mempunyai satu asisten, jadi jika kami mau asistensi tidak antri terlalu lama.




DAFTAR PUSTAKA


Fahn.A.1991.Anatomi Tumbuhan.yogyakarta:Universitas Gajah Mada Press
Hidayat, Esteti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press
Kartasapoetra, Drs, G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Kimball, John W. 1983. Biologi jilid 1 edisi ke lima. Jakarta: Erlangga
Moertolo. 2004. Daun Dan Alat Tambahan. Malang: UM Press
Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta: PT. Lembaga Pengembangan                   Pendidikan
Savitri, Evika Sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang: UIN Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press































LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1
          DAUN MAJEMUK (Folium Compositum )
Dosen Pembimbing :
Evika Sandi Safitri M.P


Oleh

Nama      : Novia Qurrota Ayun
NIM       : 08620029






JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2009